EVOLUSI MANUSIA
- Definisi
Evolusi adalah perubahan dan perkembangan mahkluk hidup dari waktu ke waktu (marhijanto, 1999: 112)
Melalui sudut pandang ilmiah dan evalolusioner, berpegang pada asumsi bahwa manusia mewakili tahap-tahap dalam evolusi kehidupan. Evolusi biologis atau evolusi organik merupakan proses perkembangan segala bentuk kehidupan. Teori evolusi organik mengtakan bahwa tumbuh-tumbuhan dan binatang yang kita lihat sekarang ini adalah keturunan dari nenek moyang yang keadaanya lebih sederhana. Nenek moyang itu merupakan keturunan nenek moyang mereka yang jauh lebih sederhana, yang hidup beberapa juta tahun sebelumnya kehidupan. Pada umumnya teori ini mengatakan bahwa kehidupan berasal dari sederhana menuju ke bentuk lebih tinggi (Bambang, 2000: 18).
Terdapat empat kekuatan utama evolusi, yakni: mutasi, seleksi, hybridiasi, dan penyimpangan genetika (2000: 21).
- Mutasi adalah modifikasi, baik fisik maupun kimiawi, dalam struktur dalam gen, hal ini di ketahui berasal dari dua macam sumber yang umum yakni sumber internal dan eksternal. Modifikasi internal mungkin sebagai kerja dari biokimiawi, atau penyusunan ulang fisik. Sumber eksternal mutasi mungkin dapat di jelaskan karena pengaruh dari luar seperti tradisi nuklir, sinar x, beta, gama dan agen-agen seperti bentuk-bentuk Nitrogen dan banyak lainnya.
- Seleksi (seleksi alam). adalah proses di mana adaptasi dapat di capai. Seleksi tidak pernah di pandang punya arti terlepas dari lingkungan karena hal ini merupakan proses di mana populasi menyesuaikan diri terhadap lingkungan khusus.
- Hybridasi adalah hasil dari kombinasi genetika baru melalui persilangan, terjadi hampir pada kebanyakan spesies hidup termaksuk manusia modern. Hybridasi meningkatkan variasi genetik.
- Penyimpangan genetik adalah proses di mana frekuensi gen berubah karena adanya kesempatan. Kecepatan di mana perubahan demikian itu terjadi kebanyakan tergantung pada ukuran populasi. Pada umumnya semangkin kecil populasi maka semangkin besar kecepatan perubahan pada frekuensi yang demikian itu dan semangkin ekstrem dampaknya terhadap susunan genetik dari populasi.
- Makhluk manusia di antara makhkuk-makhluk lain
Seperti hanya beribu jenis mahkluk lain, mahkluk manusia menyusui keturunannya, dan berdasarkan ciri itulah manusia di kelaskan bersama mahkuk-mahkluk tersebut di dalam golongan binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini terdapat suatu sub-golongan di sebut suku.
Suku primat terbagi ke dalam dua sub-suku, yaitu prosimii, dan anthropoid. Para ahli biologi menempatkan manusia ke dalam sub-suku anthropoid, yang kemudian masih di bagi infrasuku, yaitu ceboid, cercopithecoid dan hominoid. Dalam infrasuku ceboid termaksuk semua jenis kera, baik yang telah punah maupun yang sampai sekarang masih hidup di daerah khatulistiwa, khususnya di benua Amerika. Infrasuku cercopithecoid termaksuk semua jenis kera, baik yang telah punah maupun sekarang masih hidup di kawasan tropis benua Asia dan Afrika. Dan dalam infrasuku Hominoid termaksuk semua jenis kera besar dan manusia. Dalam infrasuku ini kemudian secara khusus dibagi ke dalam dua keluarga, yaitu Pongidae dan Hominidae. Keluarga Pongidae adalah beberapa jenis kera besar yang hidupnya terutama di daerah Asia dan Afrika. (misalnya, kera gibbon, orang utan, simpanse, gorilla). Sedangkan keluarga hominidae adalah manusia purba Pithecanthropus dan homo Neandertal serta manusia sekarang ini yang juga homo sapiens. (2005: 42)
- Evolusi Ciri-Ciri Biologi
Mahkluk primat pendahulu manusia kira-kira satu abad yang lalu, teka-teki mengenai nenek-moyang manusia ini di yakini dapat terpecahkan apabila orang telah berhasil menemukan fosil-fosil dari mahkluk yang merupakan penghubung (missing link) antara kera dan mahkluk manusia dalam silsilah kehidupan mahkluk manusia di muka bumi. Dengan adanya penelitian paleoantropologi pada awal abad ke-20 ini sekarang sudah ada suatu pendirian yang kucup mantap mengenai mahkluk induk ini. Mahkluk primat yang semula di anggab sebagai mahkluk yang menurunkan manusia dan jenis kera besar, seperti orang utan, gorilla dan sebagainya antara lain di temukan fosil rahang bawahnya di saint-gaudens (perancis selatan) yang di beri nama Drypithecus.
Di dalam sel sperma berpadu dengan sel telur, maka terbentuklah suatu sel buah, atau zygote. Melalui proses mitosis, dari zygote itu akan muncul seluruh tubuh organisme yang baru. Proses mitosis bagi semua sel itu sama, kecuali pada sel gamete, yaitu sel-sel sperma pada pria dan sel-sel telur pada wanita. Pembentukan sel-sel baru tidak terjadi melalui pembelahan kromoson , melainkan melalui pemisahan dari ke-46 kromoson dari 23 kromoson, dan masuk ke dalam dua sel kelamin yang berbeda. Saat itu merupakan saat yang sangat penting, karena jumlah gen yang menentukan berbagai ciri organisme yang akan masuk ke dalam sel kelamin A dan A1, akan terjadi secara kebetulan belaka. Oleh karena itu dapat di pahami bahwa hanya sebagian dari ciri-ciri ayah yang secara kebetulan berada dalam sel telur yang di buahi, menjadi bahan bagi pembetukan organisme yang baru itu. Dari ciri-ciri ayah dan ibu yang kebetulan terdapat dalam dalam sel-sel kelamin itu juga tidak semua akan tampak lahir dalam organisme yang baru, karena hanya ciri-ciri pada gen yang kuat (dominan) saja yang akan tampak, sedang ciri-ciri pada gen yang kuat (resesif), tidak. apabila misalnya, ayah mempunyai gen untuk rambut keriting yang dominan, tetapi ibu mempunyai gen rambut kejur resesif, maka anak akan mempunyai rambut keriting. Dengan demikian, anggapan popular yang mengira bahwa kalau rambut keriting dari ayah bercampur dengan rambut kejur dari ibu, maka anak akan mendapat keriting-kejur. Ini adalah anggapan yang salah.
Perubahan dalam proses keturunan. Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa suatu ciri berasal dari seorang nenek- moyang tertentu tidak dapat “bercampur”. Ciri-ciri yang ada selalu tetap tersimpan di dalam gen yang di turunkan dan di sebarkan kepada berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus angkatan berikutnya, karena adanya kekuatan dari gen lain yang dominan, yang menyebabkan bahwa ciri-ciri tersebut tidak muncul. Walaupun dalam kenyataan kita melihat bahwa dalam proses pengembangbiakannya, nenek moyang lama kelamaan memperlihatkan perbedaan-perbedaan ciri.
- Perubahan Ciri Biologi dalam Proses Keturunan
- Proses Mutasi
- Proses Seleksi Alamiah dan Adaptasi
- Proses Menghilangkan Gen Secara Kebetulan
- Evolusi Primat dan Manusia
Dari hasil penelitian terakhir, mahkluk pertama dari suku primat muncul sebagai percabangan dari mahkluk mamalia (binatang menyusui) sekitar 70 juta tahun yang lalu, dalam paleosen tua. Mahkluk primat induk itu kemudian bercabang lagi ke dalam berbagai sub-suku dan infrasuku khusus, suatu proses yang juga memakan waktu lama sekali, sehingga antara lain terjadi percabangan-percabangan yang masing-masing menghasilkan keluarga kera-kera pongid (kera-kera besar) dan keluarga hominid, yang merupakan “Nenek Moyang” manusia.
Dalam proses mahkluk evolusi makhluk hidup di perkirakan telah terjadi sedikitnya lima proses percabangan yang tertua terjadi sekitar 30 juta tahun yang lalu dalam kala eason akhir, yang mengevaluasi kera gibbon. Cabang yang muncul kemudian, yaitu pada awal kala miosen sekitar 20 juta tahun yang lalu, adalah orang utan (pongopygmeus) di Afrika timur pada waktu itu lebih dekat pada asia selatan. Kawasan Afrika timur pada waktu itu masih tertutup hutan rimba seperti halnya kawasan Asia selatan sekarang dan belum berupa sabana dengan gerombolan-gerombolan hutan di sana-sini seperti sekarang. Orang utan adalah jenis kera yang hidup dari buah-buahan dan tinggal di pucuk pohon-pohon yang besar dan tinggi, sehingga mereka tidak terganggu oleh makhluk-makhluk penghuni hutan rimba lainya.
- Bentuk – Bentuk Manusia tertua
Berikut ini beberapa fosil yang sempat di temukan dalam berbagai ekspedisi dan penggalian oleh para antropolog, baik yang berlokasi di luar maupun wilayah Indonesia.
- Eonthropus Dawsoni (manusia pajar)
- Autralopithecus africanus
- Sinanthropus pekinensis ( homo erectus cina)
Dengan mengamati hasil temuan ini adalah suatu mengembirakan bahwa dapat di duga mahkluk manusia masa lalu ini telah memiliki dan mengembangkan unsur kebudayaan.
- Homo Heidelberg
- Homo neanderthalensis
Indonesia memegang peranan penting dalam upaya mencari dan memecahkan masalah asal-usul mahkluk manusia, oleh karena di dalam kandungan bumi Indonesia di temukan bekas-bekas manusia yang tertua sebagaimana akan di uraikan sebagai berikut.
- Pithecanthropus erectus
Pada kurun waktu yang sama, du bois tahun 1936 di desa perning dekat majakerto dan desa sangiran di dekat Surakarta menemukan juga fosil yang di perkirakan berumur 2.000.000 tahun. (pithechantropus majakertensis).
- Homo soloensis dan homo wajakensis
Oleh Teuku Jakob yang meneliti secara lebih cermat dan mendalam kemudian memberi nama pithechanthropus soloensis. Meskipun temuan fosil itu tidak pada tempat yang sama, para ahli sepakat menyatakan bahwa umur manusia tertua yang di temukan itu sekitar 800.000 – 200.000 tahun.
Oppenoorth seorang ahli geologi juga menemukan fosil manusia purba. Melihat perkembangan struktur tubuh dan volume otaknya, sehingga diduga memiliki tingkat yang lebih tinggi pithecanthropus, maka nama yang diberikan adalah homo soloensis.
- Meganthropus valeo javanicus
Selanjutnya, masih juga jenis fosil yang sama di daerah sangiran, bahkan terakhir sekali di temukan tahun 1973 di desa sambungmacan di dekat sragen. Keseluruhan fosil yang di temukan berjumlah 41 buah.
Dari deskripsi sejumlah temuan fosil-fosil di atas, para ahli belum sepakat apakah makhluk phithecanthropus ini sudah berkebudayaan. Teuku Jakob salah satu di antara ahli peneliti antropolog juga meragukan kemungkinan pithecanthropus itu memiliki kebudayaan. Bertitik tolak dari kemungkinan penggunaan fungsi dan peranan pengembangan akal dan bahasa, keragu-raguan bahwa makhluk pithecanthropus itu memiliki suatu kebudayaan kebih di dasarkan pada:
- Suau kenyataan bahwa selama temuan fosil-fosil itu dalam berbagai penggalian manusia belum pernah du temukan bekas alat-alat lainnya bersama fosil dengan fosil lainya.
- Suatu fakta bahwa volume otak pithecanthropus masih terlampau kecil dibandingkan manusia sekarang. Minimnya kapasitas volume otak ini mempengaruhi proses pengembangan fungsional akalnya.
- Bahwa struktur rongga mulut dari tengkorak pithecanthropus umumnya menunjukkan belum sempurna sehingga oleh karenanya makhluk itu diyakini belum dapat menggunakan bahasa.
- Organisme Manusia
Bahasa menyebabkan bahwa manusia tidak hanya dapat belajar mengenai keadaan sekitarnya berdasarkan pengalamannya sendiri, tetapi juga secara abstrak. Dengan demikian bahasa manusia mengbstrakkan serta menyimpan setiap pengetahuan yang baru ke dalam lambang-lambang vokal atau kata-kata baru yang jumlahnya makin lama makin banyak. Generasi manusia berikutnya dengan demikian tidak perlu mengalami sendiri semua peristiwa untuk memperoleh pengetahuan mengenai suatu keadaan alam tertentu, dan cukup belajar dari generasi-generasi sebelumnya melalui uraian dengan bahasa, yang dapat di perkaya dengan pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Pengalaman yang kian bertambah banyak itu kemudian disimpan dan di atur oleh akal manusia menjadi suatu sistem pengetahuan untuk kemudian diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya.
Dengan bahasa, seluruh pengetahuan yang berhasil dikumpulkan manusia selama beratus-ratus angkatan sejak hadirnya makhluk induk Australopithecus di muka bumi, telah menjadi suatu himpunan pengetahuan yang merupakan dasar dari kebudayaan manusia. Karena pengetahuan itu kemudian menjadi sedemikan menguasainya sendiri.
Kemampuan fisik manusia memang terbatas jika di banding mahkluk lainya, sehingga ia tidak dapat berlari, meloncat, memanjat, menyelam atau terbang seperti jenis binatang tertentu. Manusia juga tidak memiliki kekuatan yang sama seperti berbagai jenis binatang besar. Walaupun demikian, kapasitas otaknya yang unggul menyebabkan bahwa ia dapat mengembangkan suatu sistem pengetahuan yang merupakan dasar dari kemampuannya untuk menciptakan berbagai alat hidup, alat transport, dan sebagainya, serta berbagai sumber energi lainya. Peralatan hidup serta sistem teknologi manusia inilah yang menjadi penyambung keterbatasan kemampuan fisiknya.
Akal budi manusia menyebabkan berkembangnya sistem-sistem yang dapat membantu serta menyambung keterbatasan kemampuannya. Seluruh sistem yang di sebut “kebudayaan manusia” itu adalah:
- Sistem pelambangan vokal, yaitu bahasa;
- Sistem pengetahuan;
- Sistem organisasi social;
- Sistem peralatan hidup dan teknologi;
- Sistem mata pencarian hidup;
- Sistem religi dan; dan
- Kesenian.
- Bahasa dan simbol
Sampai belakangan ini, para ahli antropologi dengan yakin mengatakan bahwa yang menjadikan manusia itu khas ialah bahwa mereka tidak seperti primat-primat lainya punya kemampuan menggunakan simbol-simbol, tanda yang hubungannya dengan benda di tunjukanya bersifat arbriter di ungkapkan melalui bahasa. Simbol ini berbeda dengan tanda. Makna sebuah tanda biasanya identik dengan fisiknya dan dapat di tangkap dengan panca indra, sedangkan simbol abstrak simbol yang mengarahkan tanggapan-tanggapan kita, membantu mempersatukan atau mengosepsikan asfek-asfek dunia (Narwoko, 2004:17).
Sistem khusus yang di sebut bahasa adalah sesuatu yang sangat berbeda dan khas, suatu sistem yang mengalami evolusi hominid bukan hanya lama sesudah garis keturunan nenek moyang keturunan simpanse, tetapi mungkin lama sesudah otak hominid menjadi tambah besar. “keunikan otak manusia dan juga sistem komunikasi kode bunyi yang di mungkinkannya, mengalami evolusi manusia juta tahun sesudah terjadinya perpisahan garis keturunan yang menghasilkan kera besar dan manusia”. Bahasa manusia tergantung pada perkembangan-perkembangan khusus di lapisan-lapisan luar otak. Salah satu di antara-nya ialah leteriralisasi atau terciptanya dua buah otak. Yang saling menggenapi. Salah satu belahan, biasanya yang kiri, merupakan pusat kemampuan-kemampuan berlogika dan berfikir analitis; belahan yang lainya, biasanya belahan bagian yang kanan, tampaknya merupakan pusat beberapa bentuk pemikiran dan presepsi hubungan. (25…….)
Beberapa pakar teori menyakini bahwa karena semua bahasa punya kemiripan kentara dalam strukturnya, kemampuan-kemampuan berbahasa kita pasti sangat berdasar program bawaan. Bagaimana bahasa manusia berkembang, yang jelas telah terjadi pergeseran pengendalian komunikasi oleh sistem limbik otak secara evolusi adalah tua seperti komunikasi gerakan pada kera-kera. Kepada pengendalian komunikasi oleh lapisan luar otak yang secara evolusi.
- Perilaku Manusia
- Sifat Asali
- Sifat Manusia
- Perilaku Dipelajari dan Tidak Dipelajari
Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba menggolong-golongkan manusia atas dasar kepribadian. Secara garis besarnya, pribadi manusia terdiri atas individualisme biologis dan individualisme fsikologis (supartono, 2004: 23).
Kepribadian atas dasar psikologis terasa lebih mencolok dalam tiga tingkat kehidupan yakni:
- Tingkat vital. Pada tingkat vital, terdapat kemampuan-kemampuan psikis yang langsung berhubungan dengan penghayatan tubuh manusia, seperti perasaan haus, lapar, dan seks.
- Tingkat fsikologis sosial. Yang merupakan kemampuan-kemampuan menangkap atau menghayati dalam bentuk yang kongkret, seperti dorongan hidup berkelompok, dorongan berkuasa, dan dorongan mengabdi.
- Dalam tingkat ke tiga, ini merupakan psiko-human yang di dalamnya terdapat dorongan manusia yang universal pada sistem nilai dan nilai religius. Sifat-sifat totalitas manusia, baik yang bersamaan maupun yang berbeda merupakan suatu totalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi jilid 1. JAKARTA: Rineka Cipta.Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Surabaya: Terbit Terang.
Mintargo, Bambang S. 2000. Tinjauan Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti
Narwoko, Dwi. J dan Bagong Suyanto.2005. Sosiologi: teks pengantar & terapan. Jakarta: Prenada Media.
Saifuddin, Fedyani achmad. 2005. Antropologi kontemporer: suatu pengantar kritis mengenai paradigma. Jakarta: Prenada Media.
Widyosiswono, supartono. 1992. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Ghalia Indonesia
Wiranata, I Gede A.B, 2002. Antropologi Budaya. Lampung: Citra Adtya Bakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar