Senin, 09 Desember 2013

MEDIA SOSIAL DI KALANGAN REMAJA

MEDIA SOSIAL DI KALANGAN REMAJA
 
REMAJA Indonesia masa kini begitu identik dengan smartphone di tangan hampir 24 jam. Apa yang menyibukkan mereka? Tidak lain adalah dunia online, dari media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, hingga pesan instan seperti Line, Whatsapp, WeChat, dan BBM. Remaja Indonesia bisa dibilang sangat mendominasi jumlah pengguna layanan internet. Hasil riset yang dilakukan Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) Indonesia bersama Yahoo menunjukkan, kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Idonesia (64%). Pesatnya perkembangan dunia online ini mulai dilirik sebagai peluang emas oleh para pebisnis.
Dunia online kemudian dimanfaatkan sebagai sarana pemasaran yang dinilai sangat efektif, karena cepat dan murahnya. Banyak lini usaha berbondong-bondong membuat akun Twitter, akun Facebook dan lainnya. Promo hadiah dan undian pun melibatkan media-media tersebut. Kepribadian Introvet Namun di samping dampak positif, ada pula dampak negatifnya. Gaya belajar remaja jaman sekarang sangat rentan terdistraksi. Ketika sedang belajar, panggilan chatting dari teman selalu kuat menganggu. Belum lagi kebiasaan menulis status ataupun berkicau ketika belajar, entah sedang belajar ini atau mengeluhkan susahnya pelajaran.
Ada pula beberapa kasus seorang remaja dilaporkan hilang oleh orang tuanya yang ternyata kabur bersama teman yang baru saja dikenalnya di Facebook. Selain itu, masih ada sebuah dampak yang banyak menjadi perdebatan dan bahan penelitian banyak pihak, yaitu dampak radiasi. Beberapa peneliti meyakini radiasi smartphone sangat tinggi dan penggunaannya memberi dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan.
Terbayang dalam benak penulis betapa budaya kita cenderung membentuk kita menjadi orang introvert karena terbiasa memendam perasaan kita yang sebenarnya di depan orang lain. Alangkah lebih baik apabila peran orang tua masa kini pun juga tidak sebatas sebagai pengawas anak, namun juga lebih jauh menjadi sosok yang memahami anak. Jangan sampai remaja kita lebih akrab dengan medai sosial dibanding dengan orang tua. Remaja tampak baik-baik di depan orang tua, namun ternyata hiperaktif di sosial media. (60)

Media sosial sebagai tempat untuk menuliskan atau mencurahkan uneg-uneg seseorang, belakangan memang dianggap oleh sebagian orang tidak ubahnya sebagai pengganti diary. Orang bebas untuk menuliskan atau membagikan apa saja. Konsekuensi dari hal tersebut tentu saja juga terkait dari bagaimana menggunakan media sosial. Menurut penelitian terbaru, kecenderungan sebagian besar para pengguna media sosial cukup baik. Penilitian tersebut setelah melalui hasil studi dari Pew Internet – sebuah pusat studi informasi yang meneliti sikap, isu dan tren yang terjadi di Amerika Serikat dan dunia – yang meliputi remaja dan orang dewasa.
Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui infografik ini menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu dari 20 orang dewasa yang mengatakan bahwa Twitter dan Facebook berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya. Mayoritas pengguna juga mengatakan bahwa media sosial membuat mereka lebih dekat dengan orang lain.
Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena dampak dari berbagai hal negatif yang terjadi di media sosial ini adalah remaja. Seperempat dari remaja mendapat masalah di sekolah karena apa yang mereka tulis di situs media sosial, berbanding 3% yang didapati oleh orang dewasa di tempat kerjanya. Sebanyak 13% remaja juga terlibat pertengkaran dengan anggota keluarganya karena media sosial ini, dibanding 11% kasus yang terjadi pada orang dewasa. Sementara kasus terputusnya hubungan pertemanan dikalangan remaja yang ditimbulkan karena menggunakan  media sosial

kesimpulan :
media sosial di kalangan remaja memiliki dampak positif dan dampak negativ
dampak positif :
1.memperluas jaringan pertemanan
2.membuat remaja akan bermotivasi dan belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai di media online
3.memudahkan dalam memperoleh informasi
4.situs jejaring sosial membuat remaja menjadi lebih bersahabat
5.memudahkan remaja untuk sharing dan berbagi
6.bisa di jadikan media untuk remaja yang melakukan usaha online
dampak negativ : 
1. remaja menjadi kecanduan 
2. remaja menjadi malas berkomunikasi di dunia nyata
3. menjadikan remaja menjadi malas belajar
4. situs jejaring sosial lebih membuat remaja mementingkan diri sendiri
5. menyebabkan kurang sopan santun remaja saat ini
6.bagi renaja tidak ada ejaan dan tata bahasa di dalam jejaring sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar